Selasa, 15 Februari 2011

The Miracle Of Cupping ang Ruqyah

THE MIRACLE OF CUPPING AND RUQYAH
(KEAJAIBAN BEKAM & RUQYAH)
Oleh : Ust. Ikrimah Azzam Al-Hafizhi, S.pdI

BEKAM

     A. Filosofi Bekam
Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.
B.     Perintah Bekam
Banyak hadits shoheh yang meriwayatkan tentang keutamaan dan perintah untuk melakukan bekam. Rasulullah ketika sakit, Alloh membimbing beliau untuk menjalani pengobatan paling baik yaitu bekam.
     Beberapa hadits tentang bekam yaitu, Rasulullah Saw bersabda:
1. Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya cara pengobatan yang paling ideal/baik yang kalian pergunakan adalah bekam/hijamah."

2. Dari Jabir Al-Muqni berkata: "Aku tidak akan merasa sehat sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya pada bekam itu terdapat kesembuhan."

3. Bekam sangat dianjurkan oleh penduduk langit, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
"Tidaklah aku melewati sekumpulan malaikat pada malam aku di-Isra'kan, melainkan mereka (para malaikat) semua mengatakan kepadaku: "Hai Muhammad, Engkau harus berbekam." (HR.Tirmidzi)

4. Dari  Abdullah bin Mas'ud r.a berkata:
"Rasulullah saw pernah menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau saw di-Isra'kan bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh beliau saw dengan mengatakan, "perintahkanlah umatmu untuk berbekam."

5.  Dari Abu Ubaid  melalui sanad Abdurrahman bin Abi Laila berkata: "Rasulullah saw melakukan bekam pada kepalanya (ummu mughits) dengan tanduk  ketika disihir orang."

6. Dari Salma, seorang pelayan rasulullah saw bercerita: "Tidak seorangpun mengadukan rasa sakit di kepalanya kepada Rasulullah saw melainkan beliau saw  mengatakan: "Berbekamlah!!" 

7. Rasulullah saw bersabda: "Jibril memberitahukan kepadaku bahwa hijamah/bekam adalah pengobatan yang paling bermanfaat buat manusia."

8. Dari Ibn Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Sebaik-baik hamba adalah juru bekam, ia membuang darah, meringankan tulang rusuk dan menajamkan penglihatan."

9. Said bin Jubir  berkata dari Ibn Abbas r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara: pertama dengan meminum madu (dengan obat herbal), kedua dengan berbekam/hijamah, dan ketiga dengan (terapi) besi panas. Dan aku tidak menganjurkan umatku untuk melakukan pengobatan dengan besi panas." (HR. Bukhori) 
C.     Jenis Bekam
  • Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung.

    Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.
  • Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja. 
Menurut Tradisional Chinese Medicine ( TCM ) Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re / Panas Ekses.

D.     Manfaat Bekam
       Siapapun orangnya, di dalam tubuhnya pasti terdapat timbunan racun yang berasal dari makanan atau minuman yang mengandung pengawet, alkohol, zat pewarna, pestisida, logam, polusi udara (asap rokok, kendaraan, mesin pabrik) polusi tanah ataupun polusi air dan obat-obatan kimia sintetik.
Akumulasi racun dalam tubuh tidak hanya berakibat pada penyerapan nutrisi yang tidak optimal, fungsi-fungsi organ tubuh kita juga menurun/terganggu termasuk sistim imunitas ditandai dengan mudah capek, lesu, kulit kusam, terlihat lebih tua, kehilangan gairah dan energi, mudah sakit, sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan, kecapekan karena lama berdiri (pekerja pabrik), kolesterol dan trigliserida tinggi, tekanan darah tinggi, selulit, kehilangan gairah seks, penuaan dini, tumor, penyakit degeneratif, dan penyakit infeksi.
Akar dari permasalahan tersebut akibat dari timbunan ampas tubuh. Penyedotan oksidan mutlak dilakukan agar fungsi organ-organ penyaring racun dan organ pembuangan tubuh (liver, ginjal, usus besar/kolon) selalu optimal.
Oxidant Drainage Therapy / bekam medis adalah terapi mengeluarkan oksidan dengan penggoresan permukaan kulit epidermis melaui pisau bedah steril (surgical blades/bisturi) sedalam kurang lebih 0,4 mm untuk mengambil timbunan racun-racun (oksidan) dalam darah (steril, sangat aman, higienis, tidak ada efek samping/bekas goresan paska terapi).
Sedangkan untuk gangguan psikiatrik antara lain: depresi, gangguan kepribadian, gangguan makan, kecemasan, penyalahgunaan alkohol dan obat (narkoba), skizofrenia, somatisasi. Selain itu untuk kesehatan reproduksi Oxidant Drainage Therapy (ODT) dapat mengobati: gangguan fungsi seks (disfungsi seksual), kemandulan / ketidaksuburan (infertilitas), frigidnitas, dan penyakit lain-lainnya.
Praktisi kedokteran, Dr J. E. Salindeho, MP.h mengungkapkan, pihaknya telah lama mempelajari tentang oksidan dan timbulnya penyakit di dalam tubuh. Ada dua cara untuk menyembuhkan penyakit dengan fokus pada oksidan. Yaitu dengan menetralkan lewat obat atau mengeluarkannya dari dalam tubuh.
E.     Waktu Berbekam
Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
1. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204)
3. Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
4. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.

F.     Bekam dibandingkan dengan Pengobatan Lain
Pengobatan cara Rasul memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya. Karena metode ini bersumber dari wahyu kenabian dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau pengalaman semata-mata. ”[Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma'ad IV hal.33]
Pengobatan cara nabi bersifat holistik, artinya menyeluruh. Metode ini akan bekerja secara efektif dengan seizin Allah jika si pasien di obati melalui dua jalur terapi: psikis (jiwa) dan fisik. Terapi psikis (pengobatan jiwa) dapat dilakukan dengan pendekatan ibadah pada Allah SWT, adapun terapi fisik dengan memakai metode bekam.


RUQYAH 


A.  Arti daripada Ruqyah
Ruqyah dalam Islam ialah membaca ayat-ayat al-qur'an, dzikir-dzikir serta do'a-do'a dihadapan orang yang sakit dengan harapan diberikan ke ridho'an dan kesembuhan oleh Allah Subhanallahu Wa'taala (al-Qaul al-Mufid 'ala Kitab Tauhid, karya Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin I/177). Sedangkan pada jaman jahiliyah dahulu, Ruqyah kebanyakan dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa, sarana-sarana serta cara-cara syirik.

Adapun saat ini di indonesia masih banyak ruqyah yang dilakukan dengan jalan yang salah, dimana ruqyah dilakukan dengan membaca japa mantera  yang mengandung unsur-unsur syirik. Maka Ruqyah semacam ini yang diharamkan di dalam Islam.

B. Syarat-syarat Ruqyah
Pada prinsipnya Ruqyah diperbolehkan dalam Islam, selama hal itu memenuhi persyaratan-persyaratannya. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan dalam 'Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari', Para Ulama telah bersepakat tentang bolehnya ruqyah manakala terkumpul tiga syarat :
1. Harus dengan kalam Allah atau dengan nama-nama dan sifat-Nya
2. Harus dengan bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami maknanya
3. Harus meyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang berpengaruh, melainkan "Dzad Allah"
Ruqyah selain menggunakan bahasa Arab atau bahasa lain yang tidak dimengerti maknanya dikhawatirkan merupakan perkataan kufur atau perkataan yang mengandung unsur syirik (Fatul Majid, bab MaaJaa'a fir Ruqa wat Tama-im)

C. Ayat serta Do'a untuk Ruqyah


 
            Contoh dari ayat serta do'a yang dibacakan saat me-ruqyah diantaranya ; Surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas, yang juga disebut sebagai surat-surat Mu'awwidzaat. Surat al-Fatihah juga merupakan surat yang pernah dibacakan seorang sahabat nabi kepada kepala suku sebuah kafilah saat sakit tersengat binatang berbisa dengan cara membacakan al-Fatihah, lalu mengumpulkan ludahnya dan meludahkannya pada tempat yang sakit sehingga kepala suku itupun sembuh sama sekalai (Shahih Bukhari, Kitab ath-Thibb, bab ar-Ruqa bi Fatihatil Kitab. Fathul Bari X/199).
            Semua ayat al-Qur'an pada prinsipnya bisa digunakan untuk me-Ruqyah (Risalah fi Akham ar-Ruqa wat Tama'im, karya abu Mu'adz Muhammad bin Ibrahim; Maktabah al-Ummah & Maktabah ath-Tharafain. Hal. 28)
            Sedangkan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulallah bisa dilihat di Hadist Riwayat Bukhari no. 5743 Fathul Bari X/206, dan lainnya.

D. Penyakit yang Bisa di Ruqyah

1.  Terapi Ruqyah untuk Penyakit Fisik
Ada beberapa contoh ruqyah untuk pengobatan fisik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Misalnya ruqyah untuk menyembuhkan sengatan kalajengking. Sebagaimana disebutkan di dalam Hadis sbb:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syuaibah dalam Musnad-nya dari Hadis Abdullah bin Mas’ud , ia menceritakan:
Ketika Rasulullah SAW shalat, pada saat beliau berujud, tiba-tiba seekor kalajengking menyengat jari tangannya. Maka Rasulullah keluar dan berkata: Semoga Allah melaknat kalajengking. Kalajengking tidak membeda-bedakan antara seorang nabi dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menyuruh diambilkan air dan garam, lalu bagian yang disengat kalajengking tersebut direndam dengan air garam itu sambil membaca Qul huwallahu ahad dan muawwidzatain sehingga rasa sakitnya reda.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, dari Utsman bin Abil Ash diceritakan bahwa ia pernah datang menemui Rasulullah menceritakan sakit yang diseritanya di bagian tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Maka Nabi SAW bersabda:
“Letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu ucapkan bismillah tiga kali, dan ucapkanlah doa berikut sebanyak tujuh kali:
أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْرَتِهِ, مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan apa yang kudapati dan kukhawatirkan akan terjadi.”
Menurut Ibnul Qayyim Al –Jauziyah terapi ruqyah ini mengandung beberapa hal, antara lain menyebut nama Allah, menyerahkan urusan kepada-Nya, memohon perlindungan dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dari bahaya rasa sakit. Semua cara ini dapat menghilangkan rasa sakit, lalu diulang-ulang agar lebih manjur dan lebih mengena. Sama halnya dengan meminum obat yang juga harus berulangkali agar  dapat mengeluarkan materi penyakit. Bilangan tujuh kali itu mengandung  keistimewaan (Abu Umar, 2005: 225-226).
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi SAW apabila menjenguk keluarganya yang sedang sakit,beliau mengusap tubuhnya dengan tangan kanan beliau sambil berkta:
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ, أَذْهِبِ الْبَأْسَ: وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ, شِفَاءً لاَيُغَادِرُ سَقَماً.
Ya Allah, Rabb dari sekalian manusia! Lenyapkanlah rasa sakitnya, berikanlah kepadanya kesembuhan karena Engkau adalah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan karena pertolongan-Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit lain.
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah ruqyah ini mengandung unsur tawassul kepada Allah melalui kesempurnaan rububiyah dan rahmat-Nya yang memberi kesembuhan. Karena memang Allah satu-satunya yang dapat memberikan kesembuhan. Sesungguhnya kesembuhan itu berasal dari-Nya. Oleh karena itu ruqyah ini sudah mengandung tawassul kepada Allah melalui tauhid, ihsan dan keyakinan terhadap Rububiyah Allah (Abu Umar, 2005: 225-226).
Secara medis terapi ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa  dari Al Qur’an maupun As Sunnah mempunyai pengaruh dalam penyembuhan fisik. Sebanding dengan terapi ruqyah, terapi doa telah diteliti keefektifannya dalam penyembuhan fisik.                Dr. Dossey, dokter lulusan Universitas di Texas, menjelaskan bahwa setelah ia mengumpulkan beberapa penelitian tentang terapi doa, dia menjelaskan bahwa ternyata doa dapat mengendalikan sel-sel kanker, sel-sel pemacu, sel-sel darah merah, enzim, bakteri, jamur, dan sebagainya (T. Hemaya, 1997: 171-172).
Senada dengan Dr. Dossey, William G. Braud, direktur riset di Institute of Transpersonal Psychology di Palo Alto, melaporkan bahwa manusia mampu mempengaruhi secara mental dan dari jarak jauh, berbagai sasaran biologis misalnya bakteri, koloni ragi, motile algae (semacam tumbuhan), tanaman, protozoa, larva, woodlice (semacam kutu kayu), semut, anak ayam, tikus, kucing, anjing, juga preparat sel (sel darah, neuron, sel kanker) dan kegiatan enzim. Beberapa penelitian tentang efek doa terhadap kesehatan di atas, secara tidak langsung, membuktikan bahwa terapi ruqyah, doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempengaruhi terhadap penyembuhan sakit fisik.

2.  Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jiwa
Adapun   terapi ruqyah untuk gangguan jiwa disebutkan di dalam beberapa hadis berikut:
Di dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih melalui Kharijah Ibnush Shilt, dari pamannya yang menceritakan:
Aku datang kepada Nabi saw. dan masuk Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan suatu kaum, di antara mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam keadaan diikat dengan belenggu besi. Lalu keluarganya berkata, “Sesungguhnya kami mendapat berita bahwa temanmu itu (Nabi saw.) telah datang dengan membawa kebaikan, apakah engkau punya sesuatu untuk mengobatinya?” Aku meruqyahnya dengan bacaan Fatihatul Kitab, ternyata ia sembuh, lalu mereka (keluarga si sakit) memberikan seratus ekor kambing. Aku datang kepada Nabi saw. dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu beliau bersabda, “Apakah hanya ini (yang engkau ucapkan)?” Menurut riwayat yang lain disebutkan, “Apakah engkau mengucapkan selain itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Beliau saw. bersabda, “Ambillah ternak itu. Demi umurku, sesungguhnya orang yang memakan dari hasil ruqyah batil (tidak boleh tetapi engkau memakan dari ruqyah yang benar.”
Selanjutnya disebutkan juga di dalam hadis riwayat Abu Dawud. Di dalam hadis tersebut Abu Dawud mengatakan bahwa dia mengetengahkannya melalui Kharijah, dari pamannya yang menceritakan:
Kami kembali (pulang) dari sisi Nabi saw., lalu kami sampai pada suatu kabilah orang Badui. Mereka berkata, “Apakah kalian memiliki obat penawar, karena sesungguhnya di kalangan kami  ada seorang yang gila dibelenggu dengan rantai.” Lalu mereka mendatangkan orang gila tersebut dalam keadaan terbelenggu. Maka aku membacakan kepadanya Fatihatul Kitab selama tiga hari setiap pagi dan petang. Aku menghimpun ludahku, lalu kuludahkan kepadanya sehingga si gila tersebut seakan-akan baru lepas dari ikatannya (sembuh), lalu mereka memberiku upah. Tetapi aku berkata, “Jangan.” Mereka berkata, “ Tanyakanlah dahulu kepada Nabi saw.” Aku bertanya kepada Nabi saw. dan beliau bersabda, “Makanlah demi umurku, barang siapa yang memakan (dari hasil) ruqyah yang batil (hukumnya haram), sesunguhnya engkau makan dari ruqyah yang benar.”
Secara medis metode ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa yang terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah, sudah dapat diterima keefektifannya dalam terapi gangguan jiwa.    
Beberapa penerapan terapi doa, senada dengan ruqyah (doa dari Al Qur’an dan As Sunnah) yang dilakukan pada terapi gangguan jiwa di berbagai tempat telah membantu penyembuhan para penderita gangguan jiwa. Misalnya Dr. Dossey , dokter lulusan Universitas di Texas,  menjelaskan bahwa  hasil penelitian di Universitas Redland, California menunjukkan bahwa doa mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan jiwa (T. Hemaya, 1997: 171-172).
Selanjutnya hasil penelitian Snyderman (1996) menyatakan bahwa terapi medis saja tanpa disertai dengan agama (berdoa dan berzikir) tidaklah lengkap, sebaliknya terapi agama saja tanpa disertai dengan terapi medik tidaklah efektif (Hawari, 2002: 24). Suatu organisasi yang bernama Pastoral and Humanization Service telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa agama ke rumah-rumah sakit dalam bentuk rawatan rohani pada penderita yang selama ini hanya menerima rawatan medik psikiatrik saja. Ternyata metode integrasi ini membawa hasil yang lebih baik, yaitu gejala-gejala gangguan jiwa lebih cepat teratasi dan lamanya perawatan di rumah sakit jiwa (long stay hospitalization) dapat diperpendek (Hawari, 2002: 50).
Berdasarkan beberapa penelitian tentang pengaruh do’a terhadap penyembuhan gangguan jiwa di atas, secara tidak langsung membuktikan bahwa terapi ruqyah, dengan menggunakan doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan kejiwaan. 
3.  Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jin

  Gangguan Jin merupakan fenomena penyakit yang khas, meskipun biasanya mempunyai gejala yang hampir sama dengan penyakit fisik dan psikis. Biasanya baru diketahui setelah berbagai macam pengobatan fisik dan psikis gagal mengatasinya. Misalnya pasien sudah diobati dengan berbagai obat fisik, tetapi tidak ada pengaruhnya dan sakitnya tetap tidak berkurang. Demikian juga pasien sudah diberi berbagai obat psikis, misalnya obat penenang, tetapi pasien tetap tidak bisa tidur dan tetap agresif maupun menutup diri dalam jangka waktu lama. Tetapi kadang-kadang cepat diketahui oleh orang yang berpengalaman dalam meruqyah gangguan jin, karena ada tanda-tanda khusus yang tampak (misalnya pandangan mata maupun pancaran energinya yang dapat dirasakan). Tetapi yang paling jelas adalah reaksi si pasien setelah dibacakan ayat-ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Al Qur’an dan As Sunnah. Biasanya ada reaksi geliatan tubuh, mimik takut atau marah, teriakan-teriakan, dan sebagainya.
            Berkaitan dengan fenomena di atas, maka terapi ruqyah terhadap gangguan jin perlu dilakukan.  Ali bin Muhammad bin Mahdi al Qarni dan Syek Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz secara garis besar menjelaskan proses terapi ruqyah terhadap gangguan jin sebagai berikut:
1. Pada Tahap Persiapan
a. Bagi terapis :
1) Mempunyai akidah yang bersih dan murni dan direalisasikannya dalam ucapan dan perbuatan.
2) Ia yakin bahwa firman Allah mempunyai pengaruh yang dahsyat untuk mengusir jin dan setan atas izin Allah SWT.
3) Mengetahui seluk beluk tentang jin.
4) Mengetahui pintu-pintu atau peluang-peluang masuknya jin.
5) Mengetahui perbuatan-perbuatan haram yang menyebabkan masuknya setan.
6) Biasa berdzikir kepada Allah SWT.
7) Beniat ikhlash ketika mengobati.
8) Sebelum mengobati hendaknya ia dan pasien berwudlu terlebih dahulu.
9) Memohon bantuan kepada Allah SWT dalam mengusir jin.
10) Menjauhkan tempat pengobatan dari lagu-lagu, musik, gambar-gambar yang menjurus pada maksiyat, situasi yang menjurus maksiyat, anjing di rumah, dsb.

b.. Bagi Pasien.
1) Si pasien dan keluarga diberi pengetahuan dan nasihat-nasihat tentang aqidah Islam yang benar dan murni sehingga hatinya terlepas dari ketergantungan selain Allah SWT.
2) Dijelaskan pada pasien perbedaan pengobatan ruqyah dengan pengobatan ahli sihir dan dukun, serta dijelaskan pada pasien bahwa Al Quran mengandung obat dan rahmat bagi orang yang beriman.
3) Jika pasien memakai azimat hendaknya dibuang  dan dibakar.
4)  Jika pasien tersebut seorang wanita, hendaknya tertutup auratnya, disertai seorang mahram, dan orang lain selain mahramnya dilarang masuk ke tempat pengobatan.

2. Pada tahap pengobatan
Pada tahap ini terapis membaca Surat atau ayat-ayat yang dapat mengusir jin, misalnya: Al Fatihah, Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas, ayat Kursi, tiga ayat terakhir  dari Surat Al Baqarah, dsb.

3. Pasca Pengobatan.
a. Si pasien hendaknya menjaga shalat berjamaah.
b. Si pasien senantiasa berdzikir kepada Allah SWT.
c. Si pasien beberapa hari atau minggu setelah pengobatan kembali lagi pada terapis untuk dibacakan ayat-ayat Al Qur’an kembali.
d. Si pasien hendaknya selalu membaca basmalah setiap saat dan kesempatan.
e. Si pasien aktif mendengarkan bacaan Al Quran atau membacanya sendiri (Ali, 1999: 80-86).
            Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terapi ruqyah tidak hanya  digunakan untuk terapi gangguan jin sebagaimana difahami orang,  tetapi dapat juga digunakan untuk penyembuhan sakit fisik maupun psikis. Secara medis terapi ruqyah dapat diterima keefektifannya dalam penymbuhan fisik maupun psikis.

E. Cara meruqyah orang yang sakit
             


Dari Penjelasan di atas ada beberapa cara yang dilakukan dalam meruqyah orang yang sakit, diantaranya dengan mengusap tubuh yang sakit dengan tangan kanan sambil mendoakannya, meniupkan nafas melalui tangan keseluruh tubuh yang sakit seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika meruqyah dirinya sendiri, atau bisa pula dengan menyemburkan air liur/ludah kebagian tubuh yang sakit. Cara lain meruqyah juga bisa dilakukan seperti yang diajarkan oleh syari'at atau diakui oleh syari'at.
            Kesimpulannya Ruqyah diperbolehkan dalam Islam selama tidak mengandung unsur-unsur kemusyrikan seperti bahasa yang digunakan mengandung permohonan kepada jin, setan, malaikat atau siapapun selain Allah SWT. Atau cara lainnya yang tidak pernah dicontohkan dalam Islam, misalnya cara-cara Bid'ah (menggunakan alat-alat serta hal-hal yang mengandung unsur musyrik). Untuk itulah kaum Muslimin hendaknya berhati-hati dan waspadalah..........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



Ust. Ikrimah Azzam Al-Hafizhi, S.pdI

 Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu yang ingin berbekam dan diruqyah, silahkan datang ke Masjid AT-Taqwa Town Site B, atau bisa hubungi ke 6444 / 085296189219. Kami siap membantu bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian.
"Menjaga Lebih Baik Daripada Mengobati"

" Ya Allah, Rabb dari sekalian manusia! Lenyapkanlah rasa sakit kami, berikanlah kepada kami kesembuhan karena Engkau adalah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan karena pertolongan-Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit lain."

Minggu, 13 Februari 2011

pengajian ahad pagi, 13 Februari 2011


RESUME PENGAJIAN AHAD PAGI
Masjid Taqwa Town Site B
oleh : Ust. Ikrimah Azzam Al-Hafizhi, S.pdI
Alhamdulillah. Minggu, 13 Februari 2011, Masjid At-Taqwa Town Site B Mengadakan Kajian Tentang Hidup Sehat Dengan Sunnah Rasul (Thibbun Nabawi)”. Pematerinya didatangkan dari kota Tebing Tinggi, Yaitu Ust. Muslim Sinulingga, SE. Beliau adalah Redaktur Buletin Media Dakwah Ummat Tebing Tinggi dan Terapis Thibbun Nabawi, Bekam dan Ruqyah.
Kajian yang disampaikan cukup bagus dan menarik. Apalagi ditambah dengan adanya laptop dan infokus. Sehingga jamaah yang datang begitu antusias. Sang ustad menjelaskan tentang konsep kesehatan dalam islam, apa itu thibbun nabawi, bagaimana tekhnis dan cara bekam dapat menyembuhkan penyakit, sampai pengobatan-pengobatan yang diharamkan dalam agama.
Berikut adalah resume dan kesimpulan dari penyampian ust. Muslim Istiqomah (dengan sedikit penambahan dari penulis)
Istilah thibbun nabawi ini sebenarnya diambil dari kitab “Zadul Ma’ad karya Ibnu Qoyyim Al Jauziyah”  (691-751H). Thibun nabawi sebenarnya perpaduan berbagai disiplin ilmu kedokteran. Baik pengobatan modern, tradisional, maupun alternatif. Secara lengkap, thibbun nabawi mencakup beberapa hal dibawah ini:
1. Thibbun Nabawi adalah pengobatan yang memakai alat, bahan-bahan, metode, dan cara kerja nabi seperti zaman Nabi S.A.W.
2. Thibbun Nabawi adalah pengobatan yang diamalkan atau ditetapkan para Nabi, Sahabat, Thabi’in, Thabi’ut Thabi’in dan para pengikutnya.
3. Thibbun Nabawi adalah pengobatan yang menjaga akal, Nasab, Jiwa, Jasad, dan kehormatan manusia.
4. Thibun Nabawi adalah pengobatan yang tidak bercampur dengan sesuatu yang haram, syirik, khurofat ataupun bid’ah.
5. Thibun Nabawi adalah pengobatan yang menjadikan
Allah sebagai penyembuh yang tidak mengurangi ketawakalan kepada allah.
 “pengobatan cara Nabi memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobaatan lainnya. Karena metode ini bersumber dari wahyu, misykat kenabian dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau pengalaman semata-mata.” [Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma'ad IV hal.33]
Paling tidak, ketika kita berobat dengan pengobatan cara nabi, kita mendapatkan dua keutamaan. Pertama; Kita akan sembuh. Kedua; kita mendapat pahala karena telah mengikuti sunnah Rasulullah.
Ada beberapa pertanyaan dari jama’ah. Yaitu dari Mas Wahid, Pak Hasyim, dan Bu Azuardi. Kesimpulan pertanyaannya adalah :
1.    Subtansi dari penyakit, kenapa orang yang sholeh malah sakit, sedangkan yang tidak sholeh sehat-sehat aja?
2.    Apakah penyakit jantung, liver, kanker dll itu sudah ada pada zaman Rasulullah?
3.    Bagaimana proses atau tekhnik bekam dalam menyembuhkan penyakit ?
4.    Apa manfaat bekam ?
5.    Maksud dari pengobatan yang haram?
6.    Bagaimana hukumnya memakai kalung bio energy?
Berikut ini dokumentasi dari pengajian ahad pagi, 13 Februari 2011

 Ekspresi Ust. Muslim yang begitu semangat menyampaikan pentingnya thibbun nabawi. Di samping kirinya adalah Pak Ari Arafat yang lagi serius di depan laptop. Tapi pak Sarju lagi melirik siapa ya...? Ayooo.................








Jama'ah ibu-ibu begitu semangat dan antusias...................










kompak nya pak hasyim dan pak ngatiaman sambil megang bungkus jahe merah...........

oh ya pak, kalau kalau pingin lagi, datang aja ke masjid taqwa town site B...............

Persiadaan masih buuuaaaaanyak.........








Ibu-ibunya lagi ngapain ya..............?

bu azuardi sama bu insyari lagi ngapain tuu?

lagi Buat Jahe Merah ya Bu..............?

Jangan lupa bu ya, Ustadznya dibuati juga.......................






Indahnya kebersamaan.................

Mudah-mudahan Pengajian Ahad Pagi Terus Eksis dan Berjalan dengan Lancar.............

Sehingga Pengetahuan Agama kita akan terus bertambah dan bertambah.............

dan juga akan muncul ulama-ulama besar dari rahim ibu-ibu PMTPL yang akan terus memperjuangkan islam sampai akhir zaman...
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.......................
wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu....................
By : Ust. Ikrimah Azzam Al-Hafizhi