Minggu, 06 Februari 2011

Meraih Sholat Khusyuk

  
Makalah Pengajian Ahad Pagi ke-IV
Tentang : "Meraih Sholat Khusyuk"

Salah satu bahasan penting dalam fiqh sholat adalah menjaga kekhusyukan di dalamnya. Bahkan disebutkan oleh Imam Ibnu Qudamah al-Maqdasy dalam kitabnya Mukhtasor Minhajul Qashidin, bahwa kekhusyukan adalah 'puncak kebaikan' dari adab-adab sholat yang kita kerjakan. Barangkali ini adalah sebuah jawaban, mengapa banyak orang yang shalat belum berhasil menjaga dirinya dari dosa dan kemaksiatan, sementara Al-Quran begitu jelas menggambarkan fungsi sholat :
Artinya : "Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (QS Al-Ankabut : 45)

            Karenanya menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap muslim, untuk mengevaluasi kembali shalat yang dijalani selama ini. Apakah sudah mendapati kekhusyukan dalam sholatnya, atau masih sering menjadikan sholat sebagai rutinitas biasa yang nyaris tidak berkesan apapun terhadap dirinya ?. Setiap muslim tentu harus berusaha untuk meningkatkan kualitas sholatnya dari hari ke hari. Bukan hanya mengerjakan syarat dan rukunnya saja, tetapi berusaha mengejar kekhusyukan di dalam sholat, agar lebih optimal pengaruh dan pahala yang ia dapatkan. Karena itu, cukup penting bagi kita untuk mendalami bahasan ulama seputar hal-hal yang mengarahkan kita pada kekhusyukan dalam sholat.

Urgensi Khusyuk dalam Sholat,

            Jika ditanyakan kepada kita, mengapa harus khusyuk dalam sholat ? Bukankah cukup bagi kita mengerjakannya dengan memenuhi syarat dan rukunnya saja, lalu kita terlepas dari kewajiban dan terbebas dari dosa?. Maka untuk menjawabnya bisa kita renungi beberapa dalil yang menunjukkan urgensi atau pentingnya kekhusyukan dalam sholat, diantaranya :
1.    Sholat Khusyuk adalah indikator keberuntungan seorang mukmin
       Kekhusyukan dalam sholat adalah salah satu syarat keberuntungan seorang yang beriman. Allah SWT      berfirman :
Artinya : "sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyuk dalam sholat-sholat mereka " (QS Al-Mukminun 1-2)
2.    Termasuk sifat Munafik yaitu lalai dan tidak khusyuk dalam sholatnya
       Sebaliknya, bagi mereka yang lalai (sahun) dalam sholatnya, baik lalai dari sisi waktu maupun
       kekhusyukannya, diancam dengan kecelakaan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman :

Artinya : " kecelakaan bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) yang lalai dari sholatnya " (QS Al-Maun 4-5)
               Ayat diatas turun berkaitan dengan orang-orang munafik di Madinah yang menunda-nunda waktu
               sholat ashar hingga menjelang terbenamnya matahari.



3.    Sholat Khusyuk akan menggugurkan dosa-dosa kita
       Rasulullah SAW bersabda : " Barang siapa yang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian
       sholat dua rekaat dan tidak lalai di dalamnya, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu "
       (HR    Abu Dawud)
4.    Khusyuk menjaga keutuhan pahala Sholat kita
       Meskipun kita sholat dengan berjamaah di masjid, ternyata tidak semuanya mendapatkan pahala yang
       sama. Semua bergantung dengan kualitas kekhusyukan seseorang. Rasulullah SAW bersabda :
       "Sesungguhnya seseorang yang keluar dari tempatnya sholat, dan tidaklah dicatat baginya pahala
       (sholatnya) kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, sepertujuhnya ….. seperempat, dan
       setengahnya" (HR Abu Daud)
5.    Sholat Khusyuk akan melembutkan hati.
       Terkadang hati kita menjadi keras karena kesibukan dalam bekerja atau menghadapi masalah
       kehidupan. Dengan sholat yang khusuk, hati menjadi lebih lunak karena kita seringnya kita berserah diri
       dan merendah dihadapan Allah SWT.
6.    Sholat Khusyuk akan memupuk kesabaran.
Dengan sholat yang dilaksanakan dengan tumakninah, maka diperlukan waktu beberapa saat untuk sholat; tidak dengan tergesa-gesa. Hal ini akan memupuk rasa kesabaran kita.

7. Sholat khusyuk akan menjadi jalan keluar dari masalah yang dihadapi dan akan menyembuhkan Penyakit.

Kiat Khusyuk dalam Sholat


            Disebutkan dalam Tafsir Al-Wasith yang ditulis oleh Syeikh Al-Azhar, Muhammad Ali Tonthowi , makna khusyuk adalah : " ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada anggota badan, menjadikannya tenang dan merasakan bahwa berdiri menghadap Allah SWT ". Tentu saja ini adalah pekerjaan yang berat dan harus dilatih terus menerus. Beberapa langkah  untuk lebih khusyuk dalam sholat, secara umum telah dibahasa dalam beberapa kitab fiqh bab sholat, diantaranya sebagai berikut :

1.    Menyadari fungsi dan pentingnya sholat : sehingga ia tidak lagi merasa sholat sebagai sebuah
       kewajiban, tetapi sebagai sebuah kebutuhan yang akan berakibat baik bagi dirinya sendiri, di dunia
       maupun akhirat.

2.    Istihdhor al-Qalb ( Konsentrasi ) : yakni mengosongkan hati dari hal hal yang mengganggu dan 
       mencampuri konsentrasi ketika sholat. Karenanya disyariatkan niat di awal sholat sebagai pintu awal
       menata hati dan menghadirkannya. Rasulullah SAW juga mengingatkan godaan syetan ketika manusia
       tengah sholat .
           
Dari Utsman bin Abi Ash, ia mendatangi Rasulullah SAW dan mengatakan : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah menghalangi shalatku dan mengganggu bacaanku".Maka Rasulullah SAW berkata : " itu adalah syaitan yang bernama Khonzab, jika engkau merasakan maka bertaawudzlah (minta perlindungan kepada Allah), dan meludahlah ka arah kiri tiga kali " (HR Bukhori)

3.    Tafahum li ma'nal Kalam ( Mengetahui Arti lafal) : Dengan memahami makna bacaan yang kita
       lafalkan, maka akan membantu kekhusyukan dalam sholat, karena kita menghayati sepenuhnya doa-doa
       yang ada di dalamnya.

4.    Ta'dzhiim lillah ( Penghormatan & Pengagungan ) : Yaitu merasakan keagungan Allah dan sebaliknya
       kekerdilan kita sebagai hambanya. Hal ini akan memunculkan ketakutan saat sedang menjalani Sholat.
       Tidak ada kesombongan sedikitpun saat kita sholat.

5.    Roja wal Khouf ( Harap-harap Cemas) : Yaitu berhati-hati dalam sholat, berusaha membaguskannya
       seoptimal mungkin karena kita berharap bahwa sholat kita ini bisa diterima oleh Allah SWT. Sementara




Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya : " Sesungguhnya yang dikabulkan oleh Allah SWT adalah amal orang-orang bertakwa " (QS Al Maidah 27)

6.    Dzkirul Maut ( Mengingat Mati ) : Kita merasa bahwa sholat kita ini adalah yang terakhir yang akan
       kita kerjakan, dimana setelahnya malaikat maut datang menjemput ajal kita. Perasaan ini menumbuhkan
       suasana kebatinan yang luar biasa, membantu sholat kita jauh lebih khusyuk dari sebelumnya.

Karenanya, Rasulullah SAW bersabda :
Ingatlah mati dalam sholatmu , karena sesungguhnya jika orang mengingat mati dalam sholatnya tentu ia akan memperbagus sholatnya. Shalatlah seperti orang tidak yakin ia akan dapat melakukan sholat selainnya. (HR Dailami, dishahihkan oleh Albani)

7.    Thumakninah (tenang) dalam melakukan sholat. Thuma'ninah adalah rukun dalam sholat, tanpa
       melakukannya sholat menjadi tidak sah. Ini sungguh merupakan hal yang serius. Bahkan hampir bisa
       dikatakan, tak ada satu masjid pun kecuali di dalamnya terdapat orang-orang yang tidak thuma'ninah
       dalam shalatnya. Rasulullah saw bersabda :

(( لاَ تُجْزِئُ صَلاَةُ الرَّجُلِ حَتَّى يُقِيْمَ ظَهْرَهُ فِي الرُّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ ))
"Tidak sah shalat seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku' dan sujud ".

Bahkan pencurian terbesar adalah pencurian dalam sholat. Rasulullah saw bersabda :
(( أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِيْ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ، وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا ))
"Sejahat-jahatnya pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya", mereka bertanya: "Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab: "(Ia) tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya".

Meninggalkan  thuma'ninah, tidak meluruskan dan mendiamkan punggung sesaat ketika ruku' dan sujud, tidak tegak ketika bangkit dari ruku' serta ketika duduk diantara dua sujud, semuanya merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian besar kaum muslimin.
Bahkan hampir bisa dikatakan, tak ada satu masjid pun kecuali di dalamnya terdapat orang-orang yang tidak thuma'ninah dalam shalatnya.
Abu Abdillah Al Asy'ari t berkata: "(suatu ketika) Rasulullah  shalat bersama shahabatnya, kemudian beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk masjid dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu ruku' lalu sujud dengan cara mematuk, maka Rasulullah bersabda:

(( أَتَرَوْنَ هَذَا؟ مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا مَاتَ عَلىَ غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ، يَنْقُرُ صَلاَتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ، إِنَّمَا مَثَلُ الَّذِيْ يَرْكَعُ وَيَنْقُرُ فِيْ سُجُوْدِهِ كَالْجَائِعِ لاَ يَأْكُلُ إِلاَّ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ فَمَاذَا يُغْنِيَانِ عَنْهُ ))
"Apakah kalian menyaksikan orang ini?, barang siapa meninggal dunia dalam keadaan seperti ini (shalatnya), maka dia meninggal dalam keadaan di luar agama Muhammad. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya".

Zaid bin Wahb rahimahullah berkata: "Hudzaifah pernah melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya, ia lalu berkata: "Kamu belum shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini), niscaya engkau mati di luar fitrah (Islam) yang sesuai dengan fitrah diciptakannya Muhammad".


Orang yang tidak thuma'ninah dalam shalat, sedang ia mengetahui hukumnya, maka wajib baginya mengulangi shalatnya seketika dan bertaubat atas shalat-shalat yang dia lakukan tanpa thuma'ninah pada masa-masa lalu. Ia tidak wajib mengulangi shalat-shalatnya di masa lalu, berdasarkan hadits:
(( ِارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ))
"Kembalilah, dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat".

8.    Meneladani Rasulullah dalam setiap gerakan Sholat. Sebagaimana Rasulullah saw pernah bersabda :
       "Sholatlah kalian sebagaimana melihat aku sholat."
            Selain langkah-langkah di atas, syariat kita juga  menganjurkan sunnah-sunnah tertentu yang semuanya mengarah menuju optimalisasi kualitas sholat. Ada hal-hal yang dianjurkan : seperti bersiwak, memakai pakaian yang baik, berdoa ketika melangkah ke masjid. Ada pula hal-hal yang dilarang dan dimakruhkan, seperti : larangan makan makanan berbau menyengat, larangan sholat dalam kondisi menahan hajat, dan lain sebagainya. Jika semua ini dijalankan dengan baik, insya Allah akan membantu kita untuk menggapai sholat yang lebih khusyuk. Semoga Allah SWT memudahkan. Wallahu a'lam bishhowab.
Alhamdulillah……………selesai atas pertolongan Allah . Untuk seluruh kaum muslimin PMTPL.   Disusun pada Sabtu shubuh, 5 Februari 2011, jam 04 : 00 Wib

"Ya Allah Tambahkanlah Ilmu Kami, Anugerahkanlah kepada kami Pemahaman Yang Benar, Dan Berilah Kemudahan Kepada Kami Untuk Mengamalkannya…………………."   "Ya Allah, Tunjukkilah Kepada Kami Yang Hak(Benar) itu hak, dan berikanlah kami kemampuan untuk dapat mengikutinya..
Dan Tunjukilah kepada kami yang Bathil (salah) itu Bathil, dan berikanlah kami kemampuan untuk dapat menjauhinya.
 (ust. Ikrimah Azam - PMTPL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar